Kebaikan Hati
PROGRAM SENTUHAN HATI
Nama Radio : Radio Pubik Mimika
Gelombang : 102 MHz
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Februari 1012
Pukul : 05.05 WIT
Kebaikan Hati
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan (Lukas 10:33).
Salah satu hambatan utama untuk menunujukan belas kasihan adalah ketika kita memberikan penilaian prematur tentang siapa yang layak menerima belas kasihan kita. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan: “Siapakah sesamaku manusia?” (Luk 10:29). Atau, siapakah yang memenuhi syarat untuk layak menerima kebaikan kita?
Yesus menceritakan tentang seorang pria yang menempuh perjalanan di rute yyang terkenal berbahaya dari Yerusalem menuju Yerikho. Di tengah jalan, ia diserang para penyamun dan dirampok hartanya, dipukuli, dan ditinggalkan dalam keadan sekarat. Lalu, dua orang Yahudi (seorang imam dan seorang Lewi) melalui jalan itu dari seberang jalan, mumgkin karena mereka takut tercemar. Namun, datang seorang Samaria melewati jalan itu dan menyatakan belas kasihannya yang tanpa syarat pada seorang asing yang terluka parah.
Yang mendengarkan ajaran Yesus itu mungkin terkejut karena orang Yahudi manganggap hina oranga Samaria. Orang Samaria itu dapat saja membatasi atau menahan belas kasihannya karena pria yang sekarat itu adalah seprang Yahudi. Namun, ia tidak membatasi kebaikan hatinya hanya bagi mereka yang dipikirkannya layak untuk menerimanya. Sebaliknya, ia melihat seorang manusia yang menbutuhkan pertolongan dan memutuskan untuk memberikanya.
Apakah bayak jiwa ‘kan kusentuh hari ini?
Berapa banyak sesama yang ‘kan kutemui di sepanjang jalanku?
Aku dapat memberkati dan menolong banyak jiwa
Bila aku menjangkau mereka dengan sentuhan dari Kristus.
Lavega/RPM, 11 Feb 20012
Nama Radio : Radio Pubik Mimika
Gelombang : 102 MHz
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Februari 1012
Pukul : 05.05 WIT
Kebaikan Hati
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan (Lukas 10:33).
Salah satu hambatan utama untuk menunujukan belas kasihan adalah ketika kita memberikan penilaian prematur tentang siapa yang layak menerima belas kasihan kita. Yesus menceritakan sebuah perumpamaan untuk menjawab pertanyaan: “Siapakah sesamaku manusia?” (Luk 10:29). Atau, siapakah yang memenuhi syarat untuk layak menerima kebaikan kita?
Yesus menceritakan tentang seorang pria yang menempuh perjalanan di rute yyang terkenal berbahaya dari Yerusalem menuju Yerikho. Di tengah jalan, ia diserang para penyamun dan dirampok hartanya, dipukuli, dan ditinggalkan dalam keadan sekarat. Lalu, dua orang Yahudi (seorang imam dan seorang Lewi) melalui jalan itu dari seberang jalan, mumgkin karena mereka takut tercemar. Namun, datang seorang Samaria melewati jalan itu dan menyatakan belas kasihannya yang tanpa syarat pada seorang asing yang terluka parah.
Yang mendengarkan ajaran Yesus itu mungkin terkejut karena orang Yahudi manganggap hina oranga Samaria. Orang Samaria itu dapat saja membatasi atau menahan belas kasihannya karena pria yang sekarat itu adalah seprang Yahudi. Namun, ia tidak membatasi kebaikan hatinya hanya bagi mereka yang dipikirkannya layak untuk menerimanya. Sebaliknya, ia melihat seorang manusia yang menbutuhkan pertolongan dan memutuskan untuk memberikanya.
Apakah bayak jiwa ‘kan kusentuh hari ini?
Berapa banyak sesama yang ‘kan kutemui di sepanjang jalanku?
Aku dapat memberkati dan menolong banyak jiwa
Bila aku menjangkau mereka dengan sentuhan dari Kristus.
Lavega/RPM, 11 Feb 20012