Header Ads

Kaitan Antara Macarena, Asereje dan Gangnam Style


"Oppan gangnam style!!.. " demikian, seruan beberapa anak muda yang kemudian menari menirukan gerakan kuda yang sedang menyepak-nyepak kakinya, dan ya... kali ini ada sebuah tarian fenomenal baru yang kembali menghentak penjuru warga bumi.. dari Alaska hingga Fiji, dari Siberia hingga Chile, semuanya seolah olah menari dengan satu gerakan yang sama... Gangnam style....!!

Anda tak percaya, lihat saja di YouTube, ribuan video yang meniru si "oppa" Psy ini telah diupload oleh puluhan juta warga dunia yang berlomba-lomba memamerkan tarian yang dilakukan olehnya. Nampaknya fenomena gerakan tari yang 'cathy' kembali melanda semua orang. Dari orang tua hingga balita, dari yang super kaya hingga gelandangan di jalan raya (ya ini fakta...), semua menarikan tarian fenomenal ini.




Lihat pula official videonya, yang dikunjungi lebih dari 300 juta orang dengan 1,6 juta 'like' sehingga mampu mengalahkan video Party Rock-nya LMFAO yang sebelumnya dinobatkan oleh YouTube sebagai video paling banyak dikunjungi dan awalnya diyakini tidak akan terkalahkan. Malahan, baru-baru ini Guinness Book of World Record menyatakan Gangnam Style sebagai video musik paling di'like' di situs-situs berbagi video.


Lalu, saya pun kembali teringat dengan dua tarian fenomenal yang pernah mewabah dunia, pada waktu-waktu yang lampau.


 “Macarena” oleh Los Del Rio, 1995


"Eeee... Macarena", siapapun yang berumur dua puluhan tahun keatas pasti mengenal lagu dan gerakannya?, jika orang itu menyangkal, saat itu mereka pasti sedang menetap di dalam gua atau disebuah pulau tanpa ada televisi! Ya, lagu berbahasa Latin yang dinyanyikan oleh dua pria asal Spanyol ini benar-benar mencuri perhatian dunia. Pada tahun 1995 dan tahun-tahun berikutnya, banyak sekali pernikahan diseluruh dunia yang menggunakan lagu ini sebagai pembuka pesta.

Pernah suatu kali saya bersama keluarga menghadiri sebuah pernikahan tahun 1996 yang kemudian mengadakan pesta besar-besaran tiga malam suntuk dan tahukah kalian apa lagu pembukanya? tentu saja Macarena.

Tarian berbulak-balik yang dinilai menyehatkan ini pada tahun 90'an akhir seringkali diputar dalam beberapa program acara luar negeri dan nasional, beberapa orang malah memparodikannya, saya pernah menyaksikan keluarga karakter serial kartun The Simpson melakukan tarian Macarena, sedang di tv nasional pernah saya menyaksikan parodi Macarena yang dibawakan grup pelawak, P Project di SCTV, sedangkan pada malam lainnya di RCTI ada satu acara kuis yang entah "apa ini apa itu" atau "kata berkait" [terlampau banyak acara kuis saat itu] yang usai acara kuis, semuanya berkumpul dan melakukan tarian Macarena, heboh!

Di MTV Int'l saya masih melihat Macarena bertahan diperingkat 100 lagu terbaik, dan itu tahun 1998, coba bayangkan..



“Asereje (The Ketchup Song)” oleh Las Ketchup, 2002
 

Lagu berbahasa Spanyol ini benar-benar me'ratu'i beberapa chart lagu di negara-negara Eropa, Afrika dan Asia.

Walau dibayang-bayangi oleh mitos kontroversial nan konyol akibat beberapa kata 'aneh' dalam lirik lagu yang lebih banyak dipercayai banyak orang sebagai sesuatu yang mistis, lagu ini benar-benar menghipnotis banyak wanita dan anak muda yang ingin menari demi mendapatkan pinggang yang ramping. Menari diatas mobil dan meja, sambil menyilang-nyilangkan tangan? siapa takut...

Nyatanya, tiga lagu yang memiliki tarian fenomenal ini dinyanyikan oleh penyanyi berbahasa non-Inggris yang notabene menjadi bahasa internasional warga dunia, dan sayangnya hingga kini belum ada satupun penyanyi indonesia yang mampu memanfaatkan hal ini, dan lebih memilih menjadi peniru gerakan tanpa pernah membayangkan inovasi berikutnya.

Dilarang ber-gangnam | koreanindo.net

Sehingga saya pun berpikir, apakah ini adalah bukti bahwa "musik sebagai bahasa semesta" yang sesungguhnya? atau hanya sebagai tanda bahwa masyarakat saat ini hanya menyukai sesuatu yang berada diluar mereka. Sebab, walaupun banyak tarian aneh (baca : goyang gergaji, goyang ngebor, goyang paku-paku, goyang palu, goyang bebek mabuk, goyang lumba lumba, goyang kapal pecah, de el el...) asli ciptaan seniman indonesia, namun sayang-seribu kali sayang, tidak mampu menyaingi "keuletan" dan "kreativitas" para seniman luar negeri, dan sekali lagi, kita hanya mampu menjadi penonton sejati...

Namun saya yakin, suatu saat nanti, satu lagu berbahasa Indonesia dapat menaklukkan dunia... semoga!
Powered by Blogger.